Kamis, 05 Maret 2009

Take Action

Maju dan 'take action'!
Itu yang pertama saya lakukan ketika Mr. Steve (indonesian lho!) menunjukkan tangannya ke atas menanyakan 'siapa ingin lebih murah bahkan gratis untuk ikut seminar ke Singapore. Dan saya langsung maju membawa kursi seperti yang diperintahkan, dan bayar DP 100.000an untuk seminar senilai puluhan juta tersebut!
Ya! Setelah bicara so'al investasi di entri sebelum ini saya seperti melihat banyak 'investasi' yang segera harus saya benahi dan 'perjelas' posisinya.
Saya memang sudah kutakatik internet secara otodidak sejak 1900an, dan itu juga dengan fasilitas warnet yang seadanya di pojok bawah 'Graha Cijantung' yang masih rada berantakan.
Seorang pengunjung, yang dari bicaranya dengan pemilik warnet menggambarkan dia kenal dekat dengan internet, selalu asyik kutakkatik angka, huruf dan simbol yang sepertiya sengaja diberantakin dimana sebelumnya sudah berbentuk website. Dan disitulah keingintahuan tentang 'make money' di internet jadi 'investasi' awal saya.
Dan saya jadi lebih sering mengunjungi 'search engine' pengen tahu lebih banyak tentang 'bikin uang' di internet. Dan kenal formula bisnisnya Mas Joko Susilo yang waktu itu masih 'culun' tapi menjanjikan. Swear.........! Dan saya tertarik, mendaftar, dijalani ogah-ogahan, dan setelah sekian lama mendaftar lagi, masih ogah-ogahan. Dan sekarang dikoleksi sama dengan lainnya yang sepertinya 'semakin dan semakin menjanjikan'.
Maka jadilah blog ini dan satu blog lagi yang akan lebih spesifik sebagai gambaran 'Take Action' saya yang agak eksklusif dan terarah.
Masalahnya adalah ........................... masih suka 'flying' kalau sudah di internet!
Masih suka kutak-katik, kurang fokus dan benar-benar sering tergelincir saat 'surfing'!
Kalo sempat mampir saya mohon do'a restu Anda semua di sini, karena selewat 7 Maret 2009 ini, dimana akan menjadi 'Satu hari yang akan membuka pemikiran saya tentang dunia Internet Marketing', saya sepenuhnya dapat fokus menunggu 3 tahun yang makin berkurang!
I HOPE SO!

Senin, 02 Maret 2009

Cara Berinvestasi

Siang ini pulang agak cepat karena memang kegiatan di kantor baru ada antara Maret s/d Nopember, dan itu berlangsung setiap tahun. Tapi rasanya agak lemas karena memang belum makan siang sementara waktu sudah menunjukkan pk. 14.00an.
Pulangnya aku ndompleng teman yang suaminya pejabat di salah satu depertemen negeri ini, dalam mobil baru yang nyaman dengan AC yang tentu saja pas untuk udara sepanas sekarang.
Kami cerita tentang berinvestasi setelah pensiun, tentang tawaran berinvestasi dari tukang yang bekerja di rumahnya. Maksudnya Boss dari tukang tersebut. Dan beberapa alternatif keluar begitu saja dari kepalaku padahal aku merasa kurang nyaman karena aku sendiri tidak tahu apa yang akan diinvestasikan?
Karena paginya aku mendengarkan 'Smart FM' (kalo sempat aku dengarkan saat menuju kantor sambil 'ngantuk' di bus) yang selalu menginspirasiku, maka kita jadi ngobrol investasi 'ritel'. Tapi aku tak ingin dia kecewa maka investasi bikin perumahan jenis 'cluster' aku pikir bagus juga asal dia tahu persis luar dalamnya investasi yang dia ikuti. Ada juga investasi real lain seperti beli rumah direhab lalu dijual, atau Reksadana, dollar dan emas. Atau nimbrung di investasi beresiko tinggi dengan hasil 'wah' seperti Forex, saham, dll.
Dan Anda tahu apa yang menarik dari cerita semua itu?
Saudaranya, yang menurutnya punya usaha kecil-kecilan di bidang 'printing' dengan hasil 'lumayan' padahal tempat usaha cuma tenda mbemper. menarik untuk dimodali.
Aku jadi berpikir; Sebenarnya apa yang kami bicarakan? Mungkin maksudku, kenapa dia meminta pendapatku tentang investasi? Padahal istriku bukan pejabat dan rumahku masih nunggak mengkhawatirkan.
Saat sampai diujung pemberhentian aku harus turun pindah mobiln aku sempat 'ngoceh' sambil senyum terima kasih; 'investasiku cuma modal dengkul-bongkar-pasang-cari peluang, 'bikin duit' di Internet'.
Dan dia tersenyum.
Dan aku turun.
Dan aku merasa semakin 'dahsyat' dan berguna setidaknya untuk diri sendiri.

Minggu, 01 Maret 2009

Peta Uang di Internet

Ada undangan di toko buku LEKSIKA Rawamangun, Sabtu, 28 Februari 2009 pukul 16:00 s/d 18:00. Acaranya 'Peta Uang di Internet'. Penyelenggara dan Pembicara acara adalah Mas Ali Akbar, pakar SEO yang sudah sangat memahami tentang menghasilkan uang dari internet yang seluruhnya berjumlah 22 (isi materi Pembicara) namun sore itu baru dibicarakan 10 cara.
10 cara tersebut adalah :
1. Email;
2. Webam / Video;
3. Messenger;
4. Blog;
5. Affiliasi;
6. Social Media Marketing;
7. EBook;
8. Domain;
9. Hosting, dan
10. Search Engine.
Isi materinya? Pokoknya seru meskipun jumlah yang hadir ga' begitu seru! Apalagi acaranya akan terus berlanjut setiap hari Sabtu jam yang sama.
Nah, kalau Anda 'ga sengaja ngeblog di sini sempetin ajak anak Anda nongol di acara ini.
Hubungannya dengan pensiun?
Wah, banyak!
Dari apa yang saya ikuti, sejak mulai mempersiapkan 'Rencana Pensiun Saya', ini adalah acara yang akan luarbiasa dampaknya bagi calon pensiunan dimana setidaknya Anda sudah bisa mulai kutak-katik komputer dengan anak Anda menelusuri 'Peta Uang di Internet' dengan tutorial 'absolutely free', gratis..tis..tis..tis!
Jadi, mumpung baru 10, yang sepertinya baru khusus untuk anak-anak kita yang seneng komputer, selebihnya pasti akan lebih seru.
DIJAMIN!!!

Ukuran Pensiun Sukses

Ya, bagaimana dengan saya?
3 tahun lagi mungkin bukan waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan masa pensiun sebelum benar-benar pensiun.
Kenapa?
Karena umumnya seseorang yang memiliki pekerjaan tetap sudah mempersiapkannya jauh sebelum benar-benar pensiun, terutama segala sesuatu yang menyangkut kehidupan keluarga.
Yang umum saya dengar dari para pensiun untuk sebuah keberhasilan adalah ketika semua anak-anak mereka telah berkeluarga semua entah berapapun banyaknya dan ini sering diucapkan apabila anak yang terakhir telah membentuk keluarga sendiri saat perhelatan dilaksanakan. Ukurannya adalah "Wah sudah berhasil ya, anak-anak tidak sudah berkeluarga semua", demikian yang sering didengar.
Berikutnya, yang sering dibicarakan adalah pendidikan anak-anak meraka. Ini biasanya terlontar saat para pensiunan bertemu pada awal-awal pensiun dan menanyakan tentang keluarga, dalam hal ini tentang anak-anak mereka.
Untuk ukuran lain tetapi jarang ditanyakan adalah 'tempat berteduh'. Secara umum para pensiunan telah memiliki rumah jauh sebelum memasuki masa-masa pensiun.
Ukuran sukses lainnya adalah memiliki beberapa aset penyambung mata pencarian pokok atau gaji pensiun, baik itu berupa usaha keluarga, punya kontrakan atau aset lain yang dapat mendatangkan penghasilan tambahan. Hal ini jarang dibicarakan karena biasanya sudah dimiliki sebelumnya.
Tabungan atau deposito di bank merupakan ukuran sukses yang luarbiasa karena ukuran ini bisanya hanya bagi karyawan yang memiliki jabatan.
Untuk mencapai semua kesuksesan itu tentu ada 'cara'nya dan cara yang dilakukan setiap pegawai jelas berbeda.
Jabatan adalah cara populer untuk mempersiapkan masa pensiun sukse dan untuk itu tidak perlu memiliki keahlian khusus kecuali 'kemampuan' sampingan yang biasanya telah dipersiapkan. Mengapa? Karena setiap jabatan ada harganya dan harga tersebut dapat dinilai melalui kemampuan 'profesional' dan kemampuan 'finansial'.
Bagaimanapun 'ukuran pensiun sukses' berbeda pencapaiannya antara pegawai pemerintah dan swasta dan perbedaan itu pada akhirnya ditentukan oleh yang menjalankan dalam mengelola 'aset' awal yang dimilikinya menjelang saat pensiun tiba.
Bagaimana dengan pekerja harian lepas atau bahkan yang sebagian besar hari-hari mereka lepas dari bekerja?
<